Rabu, 18 April 2012

34 Fakta khasiat kulit manggis :

1. Anti-fatigue (energy booster/memberi tenaga) 
2. Powerful anti-inflammatory (prevents inflammation/anti peradangan) 
3. Analgesic (prevents pain/mencegah sakit urat saraf) 
4. Anti-ulcer (stomach, mouth and bowel ulcers) 
5. Anti-depressant (low to moderate/mencegah kemurungan) 
6. Anxyolytic (anti-anxiety effect/mencegah kegelisahan, panik & cemas) 
7. Anti-Alzheimerian (helps prevent dementia/mencegah penyegah Alzheimeria) 
8. Anti-tumor and cancer prevention (shown to be capable of killing cancer cells) 
9. Immunomodulator (helps the immune system/system kekebalan) 
10. Anti-aging (Anti penuaan) 
11. Anti-oxidant ( Buang toxic/racun dalam badan) 
12. Anti-viral (membunuh kuman) 
13. Anti-biotic (modulates bacterial infections) 
14. Anti-fungal (prevents fungal infections/infeksi oleh jamur) 
15. Anti-seborrheaic (prevents skin disorders/ mencantikkan kulit) 
16. Anti-lipidemic (blood fat lowering/membuang kolesterol) 
17. Anti-atherosclerotic (prevents hardening of arteries) 
18. Cardioprotective (protects the heart/untuk jantung) 
19. Hypotensive (blood pressure lowering/merendahkan tekanan darah) 
20. Hypoglycemic (anti-diabetic effect, helps lower blood sugar mengurangi gula dalam darah) 
21. Anti-obesity (helps with weight loss/kuruskan badan) 
22. Anti-arthritic (prevention of arthritis/cegah sakit tulang) 
23. Anti-osteoporosis (helps prevent the loss of bone mass/tulang rapuh) 
24. Anti-periodontic (prevents gum disease/cegah gusi berdarah) 
25. Anti-allergenic (prevents allergic reaction) 
26. Anti-calculitic (prevents kidney stones/cegah batu karang) 
27. Anti-pyretic (fever lowering/rendahkan suhu badab) 
28. Anti-Parkinson (penyakit saraf parkinson) 
29. Anti-diarrheal (mencegah diare) 
30. Anti-neuralgic (reduces nerve pain/sakit urat saraf) 
31. Anti-vertigo (prevents dizziness) 
32. Anti-glaucomic (prevents glaucoma/sakit mata) 
33. Anti-cataract (prevents cataracts) 
34. Pansystemic (has a synergistic effect on the whole body/Mengimbangi seluruh badan)
 
 
Source : http://www.kulitmanggis.biz/2011/09/08/khasiat-kulit-manggis 

Khasiat kulit buah manggis

Sudah banyak orang yang telah merasakan khasiat  kulit manggis sehingga karena keajaibannnya di sebut amazing juice, sebenarnya khasiat kulit manggis bisa kita buktikan dengan teori sederhana yaitu makan buahnya dan buang kulitnya ke tempat sampah setelah 3 bulan atau setahun kita lihat kembali kulit manggis yang kita buang ke tempat sampah maka akan tetap utuh dan tidak busuk maka para ahli meneliti kenapa kulit manggis tidak busuk sewaktu di buang di tempat sampah ternyata dalam kulit manggis mempunyai khasiat anti bakteri dan jamur sehingga kulitnya tetap utuh sebagaimana hasil dari penelitian para ahli di bawah ini .

Hambat Bakteri
 
Dalam paparannya, Prof. Sidik juga menjelaskan aspek farmakologis dari tanaman manggis yang diperoleh dari sejumlah penelitian. Kulit buah manggis diketahui mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri.
“Kulit buah manggis juga bersifat antijamur,” ujarnya. Aktivitas antijamur hasil isolasi beberapa xanton (salah satu jenis zat warna pada manggis) yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivat mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum
f. sp. Vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Drechela oryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut.
Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanton dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alfamangostin, yang merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar 1,57-12,5 µg/mL.
Pdnelitian antiinflamasi dari kulit buah manggis dilakukan dengan menggunakan mangostin dari ekstrak etanol 40 persen mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pelepasan histamin dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi. Ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai efek meredam radikal bebas yang kuat.

Menangkis kanker
Selain itu, ekstrak metanol mangostin dari kulit buah manggis dapat menghambat sel kanker dan menyebabkan apoptosis pada sel kanker payudara serta menghambat produksi spesies oksigen reaktif sebagai radikal bebas. Berdasarkan penelitian tersebut, mangostin dari ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai potensi sebagai kemopreventif terhadap kanker.
Studi terhadap aktivitas antikanker pada enam xanton yang diekstraksi dari kulit buah manggis secara invitro pada sel leukemia manusia diperoleh hasil bahwa semua xanton yang diuji menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis. Efek terkuat dalam menghambat pertumbuhan sel kanker tersebut dilakukan oleh alfamangostin.
Melihat kandungan kimia yang dimiliki manggis, terutama bagian kulitnya, potensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut cukup besar, baik dalam bidang farmasi maupun bidang lainnya. Beberapa fakta tersebut menjadikan kulit manggis kini mulai menarik minat banyak orang di banyak negara.
Yang terpenting dengan ditemukannya khasiat “ajaib” kulit manggis, diharapkan akan ditemukan obat alami yang lebih efektif mengobati penyakit-penyakit berat yang mematikan, seperti kanker.

Ratu Buah Tropis
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Itulah sebab, banyak pihak yang meyakini buah yang satu ini asli Indonesia
secara fisik, pohon manggis mampu tumbuh mencapai 7 hingga 25 meter. Bentuknya khas dengan kulit berwarna merah keunguan ketika matang, meski ada juga varian yang kulitnya berwarna merah.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis, dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Buah ini merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari konsumen, baik didalam maupun luar negeri, karena rasanya lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus.
Tidak heran, manggis mendapat julukan Queen of Tropical Fruits (ratunya buah-buah tropis).

Asli Jambi, Bukan Malaysia
Kalangan ilmuwan hortikultura dari Indonesia mengungkapkan sebuah fakta baru: buah manggis yang selama ini lebih dikenal sebagai buah asal Malaysia sebenarnya merupakan buah asli Indonesia. Tentu saja ini bukan asal klaim, seperti yang selama ini sering dilakukan oleh negeri jiran itu.
Ketua Masyarakat Ilmuwan Hortikultura Internasional (ISHS), Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, MSc, mengungkapkan bahwa hingga saat ini literatur atau bahan bacaan ilmiah yang beredar di seluruh dunia menyebutkan manggis adalah buah Malaysia. Hal itu karena adanya “tetua” manggis yang nama spesiesnya Malaccensis, sehingga diperkirakan dari Malaka atau Malaysia. Padahal, menurut Ketua Perhimpunan Hortikultura Indonesia itu, spesies Malaccensis dan Hombroinina yang menurunkan manggis Indonesia sejak dulu sudah banyak terdapat di Jambi.
Dengan bukti tersebut, tambahnya, buku-buku teks yang menyebutkan manggis buah asal Malaysia perlu diperbaiki dan ke depan harus menyebutkan manggis adalah buah asal Indonesia.
Roedhy menambahkan, para ilmuwan Indonesia telah mengajukan bukti bahwa manggis merupakan buah asli Indonesia dalam simposium internasional tentang buah-buahan tropis dan subtropis ke-4 di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti kalangan ilmuwan hortikultura dari seluruh dunia, pada tahun 2008.
Para peserta yang umumnya ilmuwan hortikultura itu menyambut positif bukti-bukti dan penjelasan yang diajukan Indonesia dan ini jelas semakin menguatkan bahwa manggis memang buah asli Indonesia.
Simposium yang diikuti kalangan ilmuwan hortikultura dari berbagai negara tersebut diadakan setiap empat tahun sekali. Tahun 1996 diadakan di Thailand, kemudian pada tahun 2000 di Australia, dan 2004 di Brasil.

Manfaat Kulit dan Isinya
Tak adil rasanya hanya mengupas keunggulan kulitnya dan melupakan isi manggis yang putih berseri. Apa saja khasiat sang ratu buah tropis ini?

Buah Manggis
Sangat menyegarkan, mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar.

Kulit Manggis
• Kulit manggis bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku obat-obatan. Kulit ini mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfamangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin.
Senyawa xanton hanya dihasilkan oleh genus Garcinia. Di luar negeri kulit manggis sudah dimanfaatkan sebagai suplemen diet, antioksidan, dan antikanker.
• Menurut Dr. Berna Elya, peneliti di Departemen Farmasi Universitas Indonesia, khasiat xanton bukan hanya antioksidan, tapi juga antikanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, ekstrak ini juga bersifat apoptosis, penghancur sel kanker.
Xanton mampu merawat beberapa jenis kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru. Xanton dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukemia, serta sebagai antiinflamasi dan antidiare. Diungkapkan Dr. Berna, selain antikanker dan antioksidan, juga mujarab untuk mengatasi jantung koroner dan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama bagi pengidap HIV/AIDS.
• Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker payudara, lever, dan leukemia. Juga biasa digunakan sebagai antihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan penurun tekanan darah tinggi.Sumber : (portal.cbn) www.suaramedia.com
Kulit dari ratu segala buah Tropis (Queen of The Tropic Fruits) ini dapat menghasilkan senyawa xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa xanthone dapat menangkal radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat. Apalagi zaman sekarang, kita sudah banyak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimiawi, bahan polutan dan bahan tiruan, dan itu semua sudah tak terelakkan lagi. Selain itu Xanthone bukan hanya sebagai antioksidan, tetapi juga antikanker. 

source : http://www.kulitmanggis.biz/2011/09/08/khasiat-kulit-manggis/#more-17

Research Studies on Mangosteen

Mangosteen and its Xanthones have more unbiased, independent research and scientific studies than any other botanical in history, and are considered by some experts to be one of the most important discoveries in the health and wellness industry.

Modern science, anecdotal and clinical experience, and folk medicine now agree on the beneficial uses of Mangosteen.

Through many Mangosteen research studies, scientists proved that this amazing fruit is helpful in preventing and possibly stopping a wide range of diseases such as cancer, diabetes, heart disease, Alzheimer's disease, arhtritis and other chronic diseases.

Here's a sampling of the scientific studies on Mangosteen.

Research on Mangosteen and Cancer


Scientists in Taipei, Republic of China, suggested that the Mangosteen Xanthone derivative garcinone E has potential for use in treating certain types of cancer, after demonstrating that garcinone E has potent cytotoxic effects on liver, gastric and lung cancer cells.

Japanese scientists demonstrated that six Xanthones from the pericarps of Mangosteen all displayed growth inhibitory effects on human leukemia cell lines.

In a more recent study, the same group of Japanese scientists found that alpha-mangostin would be a good candidate for the prevention and treament of cancer.

In another study, Mangosteen researchers in Taiwan, Republic of China, found Xanthones as potential drugs for cancer after demonstrating them to be potent anti-tumor agents.

In Thailand, scientists also found that an extract from the pericarp or rind of the Mangosteen has potential for cancer chemo-prevention.

In Japan, scientists at the University of the Ryukyus in Okinawa found that alpha-mangostin, a major Xanthone derivative from the Mangosteen, has potent chemopreventive effects and suggested that longer exposure to alpha-mangostin might help suppress the development of tumors.

Microbes and Mangosteen Research


Sri Lankan scientists extracted Xanthones from the root bark, stem bark and latex or skin of Mangosteen and found that the latex of Mangosteen contains more than 75% of Xanthones that have strong antibacterial, anti-inflammatory, antifungal and other biological properties.

They concluded that these highly bioactive compounds are the reason for Garcinia Mangostana's (Mangosteen) medicinal value in indigenous medicine.

Japanese researchers found that alpha-mangostin from Mangosteen showed strong antibacterial activity against Staphylococcus aureus (Staph), the "superbug" with strains that have become resistant to many commonly-used antibiotics such as penicillin, flucloxacillin, oxacillin and even vancomycin. The scientists suggested that alpha-mangostin might find wide pharmaceutical use.

A more recent Mangosteen research study by Thai scientists on methicillin-resistant Staphylococcus aureus showed that Mangosteen was one of the most effective medicinal plant extracts against this bacterium.

Staphylococcus aureus can cause serious and life-threatening diseases such as meningitis, pneumonia and septicimia.
Mangosteen researchers in Thailand also studied the antimycobacterial activity of alpha-mangostin, beta-mangostin and garcinone B and found that they possess strong inhibitory effects against Mycobacterium tuberculosis.

Researchers in Singapore investigated the effects of Mangosteen's Xanthones on the HIV-1 virus and found that two Mangosteen Xanthones, mangostin and gamma-mangostin, demonstrated the ability to inhibit the activity of the HIV-1 protease that causes the virus to be incapable of infection.

Studies on Mangosteen and LDL


Australian scientists studied the antioxidant effects of the Xanthone, mangostin, and found that it protects the LDL from oxidative damage caused by free radicals. This helps prevent the formation of plaques that clog arteries and leads to heart disease.

The Mangosteen Fruit as Anti-Inflammatory


Japanese scientists at the Tohoku University found that gamma-mangostin, a Mangosteen Xanthone derivative, has potent anti-inflammatory effects on the brain's structural cells and suggested that it has the potential in helping with inflammatory conditions of the brain (for example, Alzheimer's disease).

The scientists proved that gamma-mangostin inhibited the activities of COX-2, an enzyme that plays a major role in the development of inflammatory conditions.

In a follow-up Mangosteen research study performed by the Japanese researchers from Tohoku University, the scientists suggested that gamma-mangostin would be a new useful lead compound for the development of anti-inflammatory drugs.

Research on Mangosteen and the Central Nervous System


In a study, Japanese scientists found that gamma-mangostin is a 5-HT2A receptor antagonist in the central nervous system, which indicates its potential in helping with depression and other anxiety states.

Studies on Skin Infections


Mangosteen researchers in Thailand studied various medicinal plants on their ability to inhibit the growth of acne-inducing bacteria, and found that Mangosteen had the greatest antimicrobial effect.

Their research's results indicated that Garcinia Mangostana (Mangosteen) possesses a strong inhibitory effect on Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis, and noted that Mangosteen would be an interesting possibility as an alternative treatment for acne.


source : http://www.mangosteen-juice-online.com/mangosteen-research.html

About manggis (Garcinia mangostana)

Morton, J. 1987. Mangosteen. p. 301–304. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton, Miami, FL.

Mangosteen

Garcinia mangostana L.





One of the most praised of tropical fruits, and certainly the most esteemed fruit in the family Guttiferae, the mangosteen, Garcinia mangostana L., is almost universally known or heard of by this name. There are numerous variations in nomenclature: among Spanish-speaking people, it is called mangostan; to the French, it is mangostanier, mangoustanier, mangouste or mangostier; in Portuguese, it is mangostao, mangosta or mangusta; in Dutch, it is manggis or manggistan; in Vietnamese, mang cut; in Malaya, it may be referred to in any of these languages or by the local terms, mesetor, semetah, or sementah; in the Philippines, it is mangis or mangostan. Throughout the Malay Archipelago, there are many different spellings of names similar to most of the above.

Mangosteen
Plate XLI: MANGOSTEEN, Garcinia mangostana—Painted by Dr. M.J. Dijkman
Description
The mangosteen tree is very slow-growing, erect, with a pyramidal crown; attains 20 to 82 ft (6-25 m) in height, has dark-brown or nearly black, flaking bark, the inner bark containing much yellow, gummy, bitter latex. The evergreen, opposite, short-stalked leaves are ovate-oblong or elliptic, leathery and thick, dark-green, slightly glossy above, yellowish-green and dull beneath; 3 1/2 to 10 in (9-25 cm) long, 1 3/4 to 4 in (4.5-10 cm) wide, with conspicuous, pale midrib. New leaves are rosy. Flowers, 1 1/2 to 2 in (4-5 cm) wide and fleshy, may be male or hermaphrodite on the same tree. The former are in clusters of 3-9 at the branch tips; there are 4 sepals and 4 ovate, thick, fleshy petals, green with red spots on the outside, yellowish-red inside, and many stamens though the aborted anthers bear no pollen. The hermaphrodite are borne singly or in pairs at the tips of young branchlets; their petals may be yellowish-green edged with red or mostly red, and are quickly shed.
The fruit, capped by the prominent calyx at the stem end and with 4 to 8 triangular, flat remnants of the stigma in a rosette at the apex, is round, dark-purple to red-purple and smooth externally; 1 1/3 to 3 in (3.4-7.5 cm) in diameter. The rind is 1/4 to 3/8 in (6-10 mm) thick, red in cross-section, purplish-white on the inside. It contains bitter yellow latex and a purple, staining juice. There are 4 to 8 triangular segments of snow-white, juicy, soft flesh (actually the arils of the seeds). The fruit may be seedless or have 1 to 5 fully developed seeds, ovoid-oblong, somewhat flattened, 1 in (2.5 cm) long and 5/8 in (1.6 cm) wide, that cling to the flesh. The flesh is slightly acid and mild to distinctly acid in flavor and is acclaimed as exquisitely luscious and delicious.

The place of origin of the mangosteen is unknown but is believed to be the Sunda Islands and the Moluccas; still, there are wild trees in the forests of Kemaman, Malaya. Corner suggests that the tree may have been first domesticated in Thailand, or Burma. It is much cultivated in Thailand–where there were 9,700 acres (4,000 ha) in 1965–also in Kampuchea, southern Vietnam and Burma, throughout Malaya and Singapore. The tree was planted in Ceylon about 1800 and in India in 1881. There it succeeds in 4 limited areas–the Nilgiri Hills, the Tinnevelly district of southern Madras, the Kanya-kumani district at the southernmost tip of the Madras peninsula, and in Kerala State in southwestern India. The tree is fairly common only in the provinces of Mindanao and Sulu (or Jolo) in the Philippines. It is rare in Queensland, where it has been tried many times since 1854, and poorly represented in tropical Africa (Zanzibar, Ghana, Gabon and Liberia). There were fruiting trees in greenhouses in England in 1855. The mangosteen was introduced into Trinidad from the Royal Botanic Garden at Kew, England, between 1850 and 1860 and the first fruit was borne in 1875. It reached the Panama Canal Zone and Puerto Rico in 1903 but there are only a few trees in these areas, in Jamaica, Dominica and Cuba, and some scattered around other parts of the West Indies. The United States Department of Agriculture received seeds from Java in 1906 (S.P.I. #17146). A large test block of productive trees has been maintained at the Lancetilla Experimental Station at Tela, Honduras, for many years. Quite a few trees distributed by the United Fruit Company long ago have done well on the Atlantic coast of Guatemala. In 1924, Dr. Wilson Popenoe saw the mangosteen growing at one site in Ecuador. In 1939, 15,000 seeds were distributed by the Canal Zone Experiment Gardens to many areas of tropical America. It is probable that only a relatively few seedlings survived. It is known that many die during the first year. Dr. Victor Patiño has observed flourishing mangosteen trees at the site of an old mining settlement in Mariquita, Colombia, in the Magdalena Valley and the fruits are sold on local markets. Dierberger Agricola Ltda., of Sao Paulo, included the mangosteen in their nursery catalog in 1949.
Despite early trials in Hawaii, the tree has not become well acclimatized and is still rare in those islands. Neither has it been successful in California. It encounters very unfavorable soil and climate in Florida. Some plants have been grown for a time in containers in greenhouses. One tree in a very protected coastal location and special soil lived to produce a single fruit and then succumbed to winter cold.
Despite the oft-repeated Old World enthusiasm for this fruit, it is not always viewed as worth the trouble to produce. In Jamaica, it is regarded as nice but overrated; not comparable to a good field-ripe pineapple or a choice mango.

According to Corner, the fruit from seedling trees is fairly uniform; only one distinct variation is known and that is in the Sulu Islands. The fruit is larger, the rind thicker than normal, and the flesh more acid; the flavor more pronounced. In North Borneo, a seemingly wild form has only 4 carpels, each containing a fully-developed seed, and this is probably not unique.

The mangosteen is ultra-tropical. It cannot tolerate temperatures below 40º F (4.44º C), nor above 100º F (37.78º C). Nursery seedlings are killed at 45º F (7.22º C).
It is limited in Malaya to elevations below 1,500 ft (450 m). In Madras it grows from 250 to 5,000 ft (76-1,500 m) above sea-level. Attempts to establish it north of 200 latitude have all failed.
It ordinarily requires high atmospheric humidity and an annual rainfall of at least 50 in (127 cm), and no long periods of drought. In Dominica, mangosteens growing in an area having 80 in (200 cm) of rain yearly required special care, but those in another locality with 105 in (255 cm) and soil with better moisture- holding capacity, flourished.
The tree is not adapted to limestone and does best in deep, rich organic soil, especially sandy loam or laterite. In India, the most productive specimens are on clay containing much coarse material and a little silt. Sandy alluvial soils are unsuitable and sand low in humus contributes to low yields. The tree needs good drainage and the water table ought to be about 6 ft (1.8 m) below ground level. However, in the Canal Zone, productive mangosteen groves have been established where it is too wet for other fruit trees–in swamps requiring drainage ditches between rows and in situations where the roots were bathed with flowing water most of the year, in spite of the fact that standing water in nursery beds will kill seedlings. The mangosteen must be sheltered from strong winds and salt spray, as well as saline soil or water.

Technically, the so-called "seeds" are not true seeds but adventitious embryos, or hypocotyl tubercles, inasmuch as there has been no sexual fertilization. When growth begins, a shoot emerges from one end of the seed and a root from the other end. But this root is short-lived and is replaced by roots which develop at the base of the shoot. The process of reproduction being vegetative, there is naturally little variation in the resulting trees and their fruits. Some of the seeds are polyembryonic, producing more than one shoot. The individual nucellar embryos can be separated, if desired, before planting.
Inasmuch as the percentage of germination is directly related to the weight of the seed, only plump, fully developed seeds should be chosen for planting. Even these will lose viability in 5 days after removal from the fruit, though they are viable for 3 to 5 weeks in the fruit. Seeds packed in lightly dampened peat moss, sphagnum moss or coconut fiber in airtight containers have remained viable for 3 months. Only 22% germination has been realized in seeds packed in ground charcoal for 15 days. Soaking in water for 24 hours expedites and enhances the rate of germination. Generally, sprouting occurs in 20 to 22 days and is complete in 43 days.
Because of the long, delicate taproot and poor lateral root development, transplanting is notoriously difficult. It must not be attempted after the plants reach 2 ft (60 cm). At that time the depth of the taproot may exceed that height. There is greater seedling survival if seeds are planted directly in the nursery row than if first grown in containers and then transplanted to the nursery. The nursery soil should be 3 ft (1 m) deep, at least. The young plants take 2 years or more to reach a height of 12 in (30 cm), when they can be taken up with a deep ball of earth and set out. Fruiting may take place in 7 to 9 years from planting but usually not for 10 or even 20 years.
Conventional vegetative propagation of the mangosteen is difficult. Various methods of grafting have failed. Cuttings and air-layers, with or without growth-promoting chemicals, usually fail to root or result in deformed, short-lived plants. Inarching on different rootstocks has appeared promising at first but later incompatibility has been evident with all except G. xanthochymus Hook. f. (G tinctoria Dunn.) or G. lateriflora Bl., now commonly employed in the Philippines.
In Florida, approach-grafting has succeeded only by planting a seed of G. xanthochymus about 1 1/4 in (3 cm) from the base of a mangosteen seedling in a container and, when the stem of the G. xanthochymus seedling has become 1/8 in (3 mm) thick, joining it onto the 3/16 to 1/4 in (5-6 mm) thick stem of the mangosteen at a point about 4 in (10 cm) above the soil. When the graft has healed, the G. xanthochymus seedling is beheaded. The mangosteen will make good progress having both root systems to grow on, while the G. xanthochymus rootstock will develop very little.

A spacing of 35 to 40 ft (10.7-12 m) is recommended. Planting is preferably done at the beginning of the rainy season. Pits 4 x 4 x 4 1/2 ft (1.2 x l.2 x l.3 m) are prepared at least 30 days in advance, enriched with organic matter and topsoil and left to weather. The young tree is put in place very carefully so as not to injure the root and given a heavy watering. Partial shading with palm fronds or by other means should be maintained for 3 to 5 years. Indian growers give each tree regular feeding with well-rotted manure–100 to 200 lbs (45-90 kg)–and peanut meal–10 to 15 lbs (4.5-6.8 kg) total, per year.
Some of the most fruitful mangosteen trees are growing on the banks of streams, lakes, ponds or canals where the roots are almost constantly wet. However, dry weather just before blooming time and during flowering induces a good fruit-set. Where a moist planting site is not available, irrigation ditches should be dug to make it possible to maintain an adequate water supply and the trees are irrigated almost daily during the dry season.
In Malaya and Ceylon, it is a common practice to spread a mulch of coconut husks or fronds to retain moisture. A 16-in (40-cm) mulch of grass restored trees that had begun dehydrating in Liberia. It has been suggested that small inner branches be pruned from old, unproductive trdes to stimulate bearing. In Thailand, the tree is said to take 12 to 20 years to fruit. In Panama and Puerto Rico trees grown from large seed and given good culture have borne in six years.

At low altitudes in Ceylon the fruit ripens from May to July; at higher elevations, in July and August or August and September. In India, there are 2 distinct fruiting seasons, one in the monsoon period (July-October) and another from April through June. Puerto Rican trees in full sun fruit in July and August; shaded trees, in November and December.
Cropping is irregular and the yield varies from tree to tree and from season to season. The first crop may be 200 to 300 fruits. Average yield of a full-grown tree is about 500 fruits. The yield steadily increases up to the 30th year of bearing when crops of 1,000 to 2,000 fruits may be obtained. In Madras, individual trees between the ages of 20 and 45 years have borne 2,000 to 3,000 fruits. Productivity gradually declines thereafter, though the tree will still be fruiting at 100 years of age.
Ripeness is gauged by the full development of color and slight softening. Picking may be done when the fruits are slightly underripe but they must be fully mature (developed) or they will not ripen after picking. The fruits must be harvested by hand from ladders or by means of a cutting pole and not be allowed to fall.

In dry, warm, closed storage, mangosteens can be held 20 to 25 days. Longer periods cause the outer skin to toughen and the rind to become rubbery; later, the rind hardens and becomes difficult to open and the flesh turnr dry.
Ripe mangosteens keep well for 3 to 4 weeks in storage at 40º to 55º F (4.44º-12.78º C). Trials in India have shown that optimum conditions for cold storage are temperatures of 39º to 42º F (3.89º-5.56º C) and relative humidity of 85 to 90%, which maintain quality for 49 days. It is recommended that the fruits be wrapped in tissue paper and packed 25-to-the-box in light wooden crates with excelsior padding. Fruits picked slightly unripe have been shipped from Burma to the United Kingdom at 50º to 55º F (10º-12.78º C). From 1927 to 1929, trial shipments were made from Java to Holland at 37.4º F (approximately 2.38º C) and the fruits kept in good condition for 24 days.

Few pests have been reported. A leaf-eating caterpillar in India may perhaps be the same as that which attacks new shoots in the Philippines and which has been identified as Orgyra sp. of the tussock moth family, Lymantridae. A small ant, Myrnelachista ramulorum, in Puerto Rico, colonizes the tree, tunnels into the trunk and branches, and damages the new growth. Mites sometimes deface the fruits with small bites and scratches. Fully ripe fruits are attacked by monkeys, bats and rats in Asia.
In Puerto Rico, thread blight caused by the fungus, Pellicularia koleroga, is often seen on branchlets, foliage and fruits of trees in shaded, humid areas. The fruits may become coated with webbing and ruined. In Malaya, the fungus, Zignoella garcineae, gives rise to "canker"–tuberous growths on the branches, causing a fatal dying-back of foliage, branches and eventually the entire tree. Breakdown in storage is caused by the fungi Diplodia gossypina, Pestalotia sp., Phomopsis sp., Gloeosporium sp., and Rhizopus nigricans.
A major physiological problem called "gamboge" is evidenced by the oozing of latex onto the outer surface of the fruits and on the branches during periods of heavy and continuous rains. It does not affect eating quality. Fruit-cracking may occur because of excessive absorption of moisture. In cracked fruits the flesh will be swollen and mushy. Bruising caused by the force of storms may be an important factor in both of these abnormalities. Fruits exposed to strong sun may also exude latex. Mangosteens produced in Honduras often have crystal-like "stones" in the flesh and they may render the fruit completely inedible.

To select the best table fruits, choose those with the highest number of stigma lobes at the apex, for these have the highest number of fleshy segments and accordingly the fewest seeds. The numbers always correspond. Mangosteens are usually eaten fresh as dessert. One need only hold the fruit with the stem-end downward, take a sharp knife and cut around the middle completely through the rind, and lift off the top half, which leaves the fleshy segments exposed in the colorful "cup"–the bottom half of the rind. The segments are lifted out by fork.
The fleshy segments are sometimes canned, but they are said to lose their delicate flavor in canning, especially if pasteurized for as much as 10 minutes. Tests have shown that it is best to use a 40% sirup and sterilize for only 5 minutes. The more acid fruits are best for preserving. To make jam, in Malaya, seedless segments are boiled with an equal amount of sugar and a few cloves for 15 to 20 minutes and then put into glass jars. In the Philippines, a preserve is made by simply boiling the segments in brown sugar, and the seeds may be included to enrich the flavor.
The seeds are sometimes eaten alone after boiling or roasting.
The rind is rich in pectin. After treatment with 6% sodium chloride to eliminate astringency, the rind is made into a purplish jelly.

Food Value Per 100 g of Edible Portion*
Calories 60-63
Moisture 80.2-84.9 g
Protein 0.50-0.60 g
Fat 0.1-0.6 g
Total Carbohydrates 14.3-15.6 g
Total Sugars 16.42-16.82 g
(sucrose, glucose and fructose)
Fiber 5.0-5.1 g
Ash 0.2-0.23 g
Calcium 0.01-8.0 mg
Phosphorus 0.02-12.0 mg
Iron 0.20-0.80 mg
Thiamine 0.03 mg
Ascorbic Acid 1.0-2.0 mg


*Minimum/maximum values from analyses made in the Philippines and Washington, D.C.
Phytin (an organic phosphorus compound) constitutes up to 0.68% on a dry-weight basis. The flesh amounts to 31% of the whole fruit.

Mangosteen twigs are used as chewsticks in Ghana. The fruit rind contains 7 to 14% catechin tannin and rosin, and is used for tanning leather in China. It also yields a black dye.

Wood: In Thailand, all non-bearing trees are felled, so the wood is available but usually only in small dimensions. It is dark-brown, heavy, almost sinks in water, and is moderately durable. It has been used to make handles for spears, also rice pounders, and is employed in construction and cabinetwork.

Medicinal Uses: Dried fruits are shipped from Singapore to Calcutta and to China for medicinal use. The sliced and dried rind is powdered and administered to overcome dysentery. Made into an ointment, it is applied on eczema and other skin disorders. The rind decoction is taken to relieve diarrhea and cystitis, gonorrhea and gleet and is applied externally as an astringent lotion. A portion of the rind is steeped in water overnight and the infusion given as a remedy for chronic diarrhea in adults and children. Filipinos employ a decoction of the leaves and bark as a febrifuge and to treat thrush, diarrhea, dysentery and urinary disorders. In Malaya, an infusion of the leaves, combined with unripe banana and a little benzoin is applied to the wound of circumcision. A root decoction is taken to regulate menstruation. A bark extract called "amibiasine", has been marketed for the treatment of amoebic dysentery.
The rind of partially ripe fruits yields a polyhydroxy-xanthone derivative termed mangostin, also ß-mangostin. That of fully ripe fruits contains the xanthones, gartanin, 8-disoxygartanin, and normangostin. A derivative of mangostin, mangostin-e, 6-di-O-glucoside, is a central nervous system depressant and causes a rise in blood pressure.

source : http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/mangosteen.html

Data ORAC Pada Manggis

Data ORAC Pada Manggis

Untuk mengukur kandungan zat anti oksidan yang dikandung oleh sebuah makanan / suplemen maka digunakan besaran ORAC, (Oxygen Radical Absorbance Capacity). Berbagai penelitian independen menunjukkan bahwa kandungan ORAC pada Manggis adalah yang tertinggi.


Dari Data : Antioksidan yang terkandung di dalam manggis adalah 17.000 per 100 gram
TERBUKTI MANGGIS (MANGOSTEEN) MEMILIKI KADAR ANTIOKSIDAN TERTINGGI


Source : http://www.xamthone-international.com 

Kulit Buah Manggis Sebagai Antioksidan


Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.S.

Dosen Jurusan Budi Daya Pertanian dan Tim Ahli Divisi TTG Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unpad Bandung.


ADA satu ungkapan yang sering dijumpai di masyarakat, “Biar hitam si buah manggis.” Ungkapan tersebut digunakan untuk menilai sesuatu jangan dilihat dari bentuk luarnya saja, tetapi lihatlah isinya. Begitu juga untuk menilai buah, jangan melihat kulit buah manggis yang berwarna cokelat hitam, tetapi daging buahnya yang berwarna putih, bertekstur halus, dan rasanya yang manis sekali bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar.

Buah bernama Latin Garcinia mangostana L. ini termasuk famili Guttiferae dan merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari oleh konsumen, baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus. Tidak jarang jika manggis mendapat julukan Queen of tropical fruit (Ratuny` Buah-buahan Tropik).

Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya yang menyegarkan dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.

Selain buah, kulit buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku obat-obatan. Kulit buah mengandung senyawa Xanthone yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin. Senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan. Senyawa Xanthone tersebut hanya dihasilkan dari genus Garcinia. Di luar negeri kulit buah manggis sudah dibuat kapsul yang digunakan untuk suplemen diet, antioksidan, dan antikanker.

Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker meliputi breast, liver, dan leukemia. Selain itu, juga digunakan untuk antihistamin, antiimpflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan tekanan darah, serta antiperadangan. Kulit buah juga mengandung antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside.

Senyawa tersebut berperan penting pada pewarnaan kulit manggis. Kulit buahnya mengandung senyawa pektin, tanin, dan resin yang dimanfaatkan untuk menyamak kulit dan sebagai zat pewarna hitam untuk makanan dan industri tekstil, sedangkan dan getah kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida.Efek biologi & farmakologi

Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa alfa mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah manggis mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.

Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa alfa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1 pada sel otot lunak secara utuh.

Mangostin merupakan tipe baru dari histamin. Toksisitas pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, dan 1500 mg/kg BB menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.

Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan dua senyawa alkaloid. Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu alfa-mangostin dan mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di (3-metil-2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana.

Buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, luka/borok. Selain itu, digunakan sebagai peluruh dahak dan untuk sakit gigi. Kulit buah manggis digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur. Dari segi rasa, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah.

source : http://www.xamthone.com/02029316

Senin, 16 April 2012

Info XAMthone PLUS - Prevent senile with XAMthone

Cegah Pikun Dengan

PENYAKIT demensia atau kepikunan khususnya demensia Alzheimer dipekirakan makin meningkat prevalensinya di zaman modern ini. Data di kawasan Asia Pasifik memperkirakan, jumlah penderita demensia bakal melonjak dua kali lipat dan lebih cepat pada 2025 di bandingkan negara-negara barat. 

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang memiliki potensi untuk menjadi pengisi buku tamu dalam urutan pengidap penyakit Alzheimer tertinggi di dunia, menurut Dr. Samino, Sp. S(K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzi). Kepikunan Alzheimer dipastikan bakal meningkat di tahun-tahun mendatang seiring bertambahnya jumlah lansia (orang lanjut usia). Organisasi Alzheimer se-Asia Pasifik pada 2005 bahkan telah membuat rekomendasi, salah satunya menyoroti ancaman epidemi demensia di masa mendatang termasuk di Indonesia. 

"Kita memang belum punya angka, tetapi prediksi ini akan terjadi di tahun-tahun mendatang. Salah satu rekomendasinya menyatakan akan terjadi epidemi lansia yang mana demensia nantinya pasti akan ikut mengalami peningkatan yang luar biasa," ungkap Dr. Samino dalam media edukasi tentang Alzheimer di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

p>Demensia yang disebabkan Alzheimer biasanya diderita oleh pasien uisa lanjut di atas 60 tahun. Demensia Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia akibat degenerasi otak yang sering ditemukan dan paling ditakuti. Alzheimer merupakan penyebab demensia terbanyak yaitu sekitar 60 hingga 70 persen dari seluruh kasus demensia. Organisasi Alzheimer Internasional (ADI), yang mewakili 77 Asosiasi Alzheimer di seluruh dunia termasuk AAzi, mencatat sekitar 4,6 juta kasus demensia baru dilaporkan di dunia saat ini, atau kasus baru muncul setiap tujuh detik. Pada tahun 2050, jumlah penderita demensia atau kini dhsebut ODD (Orang Dengan Demensia) diproyeksikan mencapai 100 juta orang di seluruh dunia. 

Adanya ancaman krisis akibat demensia ini telah membuat ADI mengeluarkan Piagam Global Penyakit Alzheimer bertepatan dengan peringatan Hari Alzheimer Dunia pada 21 September lalu. Piagam Global ini didalamnya memuat 11 action plan yang harus dijalankan oleh pemerintah dan lembaga terkait lainnya guna mengatasi ancaman krisis tersebut.
Salah satu poin di antaranya menekankan pentingnya untuk lebih fokus pada perawatan dengan menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit demensia dan cara-cara mendampingi ODD. 

Satu juta Di Indonesia sendiri, prevalensi atau jumlah kasus demensia yang akurat sebenarnya belum ada. Tetapi AAzi memperkirakan kasusnya sudah mencapai sekitar satu juta. Angka ini menurut DR. Dr. Martina Wiwie Setiawan Sp.KJ (K), salah satu pengurus AAzi, tidak dapat dianggap enteng karena meski sedikit demensia menimbulkan beban yang sangat besar bagi masyarakat. 

"Mengenai jumlah kasus demensia, bisa saya katakan bahwa proyeksinya sekitar satu juta orang. Tetapi buat kita ini mungkin tidak banyak, tetapi beban yang ditimbulkannya sangat luar biasa baik dari segi ekonomi maupun sosial. Menghadapi satu atau dua orang pengidap demensia saja kita bisa kelimpungan," ujarnya. 


Bagaimana Pencegahannya?




Kami menawarkan solusi cepat, tepat dan bermutu untuk siapa saja yang tidak ingin mengalami demensia atau menjadi pengisi daftar nama-nama yang disebutkan oleh para pakar di atas. , minuman kesehatan alami dari ekstrak kulit buah manggis yang dipadukan dengan buah apel, anggur dan madu murni. Tidak sat pewarna, bahan pengawet dan kandungan kimiawi lainnya.
mampu membantu mengatasi penyakit demensia atau Alzheimer. Minumlah setiap hari sebanyak 30 ml untuk mencegah penyakit demensia. Usia tua bukan berarti harus identik dengan sakit-sakitan, khususnya demensia. Salam Sehat KP. 


source : http://xamthone.com/02029316

Info XAMthone PLUS - 3 POINT

source : http://xamthone.com/02029316 
 

Tiga Keunggulan Utama
The Miracle of Nature
Amazing juice for health, brain and anti aging (health, brain and anti aging depend on what you eat and drink)
3 (Tiga) Keunggulan Utama
  1. Minum malam hari membuat tidur nyenyak dan bangun segar bugar, minum pagi hari dapat menambah tenaga ekstra.
  2. Untuk awet muda atau anti aging, membantu meningkatkan hormon pria dan wanita, membantu pertumbuhan dan merawat tulang, gigi juga rambut.
  3. Mencegah atau membantu penyembuhan penyakit Jantung, Stroke, Kanker dan Diabetes.
Aturan Minum :
  1. Minumlah 30 s/d 60 ml (6 s/d 12 sendok makan) sebelum tidur. ANDA TIDUR BEKERJA UNTUK ANDA.
  2. Jika kondisi lelah atau sakit minum 2 atau 3 X sehari.
  3. Selama masa penyembuhan dianjurkan minum air putih lebih banyak, minimal 8 (delapan) gelas per hari. 

Info XAMthone PLUS - 75 Reason



Mengonsumsi dalam dosis yang tepat mampu memberikan kesehatan yang sempurna dan vitalitas, serta mencegah macam-macam penyakit yang dapat menyerang. Inilah minuman kesehatan kelas premium :

Kesehatan Tubuh yang Menyeluruh :
  1. Memperkuat sistem kekebalan.
  2. Menyembuhkan peradangan.
  3. Memperbaiki komunikasi antarsel.
  4. Menggagalkan kerusakan DNA.
  5. Alat bantu sistem getah bening.
  6. Memelihara optimal fungsi kelenjar gondok.
  7. Mengurangi resistansi insulin.
  8. Membantu penurunan berat badan.
  9. Menyembuhkan kerusakan urat saraf.
  10. Menyeimbangkan sistem kelenjar endokrin.
  11. Alat bantu dari sinergi tubuh.
  12. Meringankan wasir.
  13. Membantu menurunkan kadar gula dalam darah (hypoglycemia).
  14. Meringankan penyakit kulit kemerah-merahan/bersisik (psoriasis).
  15. Membantu menyembuhkan luka.
  16. Meringankan sakit akibat carpal tunnel syndrome (penyakit yang terjadi pada pergelangan tangan serta jari yang disebabkan oleh tekanan yang sering terjadi pada bagian tersebut. Dan biasanya sering diakibatkan karena terlalu sering memakai keyboard dan mouse).
  17. Menghilangkan penyakit kulit kering bersisik kronis (neurodermatitis). Kandungan anti peradangan dari manggis dapat mengurangi sisik dan gatal pada penyakit kulit
Kesehatan Jantung :
  1. Membantu mencegah penyakit jantung.
  2. Memperkuat pembuluh darah.
  3. Menurunkan kolesterol LDL.
  4. Menurunkan tekanan darah tinggi.
  5. Membantu mencegah arteriosclorosis.
Kesehatan Pencernaan :
  1. Membantu mengatasi penyakit GERD (penyakit kronik yang ditandai dengan mengalirnya asam lambung ke dalam kerongkongan).
  2. Membantu menyembuhkan borok/bisul.
  3. Meringankan syndrome kelainan usus besar (IBS).
  4. Membantu menghentikan diare.
  5. Dapat meringankan peradangan usus besar ataupun kecil yang dikenal dengan Crohn's disease.
  6. Bisa mencegah salah satu penyakit radang usus besar (diverticulitis).
Membuat Lebih Awet Muda :
  1. Menambah energi, meningkatkan kegembiraan dan menaikkan stamina.
  2. Memperlambat proses penuaan.
  3. Membantu menghindari penyakit kemerosotan pada otak (dementia & alzheimer's).
  4. Membantu mencegah batu ginjal.
  5. Membantu mencegah penyakit system syaraf (Parkinson).
  6. Meredakan sakit akibat radang sendi.
  7. Memperbaiki kerusakan dari penggunaan obat penghilang rasa sakit (NSAID).
  8. Alat bantu untuk mata.
Kesehatan Keluarga :
  1. Menurunkan demam.
  2. Mengatasi keracunan makanan.
  3. Menyejukan luka tenggorokan.
  4. Membantu menyembuhkan sariawan.
  5. Mengatasi sesak nafas.
  6. Membantu mengurangi migran (sakit kepala sebelah).
  7. Mengurangi sakit gigi.
  8. Alat bantuan tidur yang alami.
  9. Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stress.
  10. Meningkatkan mood dan menurunkan depresi.
  11. Alat bantu kesehatan otot dan sendi.
  12. Menghilangkan jerawat dan cacat pada kulit.
  13. Menghilangkan bekas gigitan, terbakar dan keracunan.
  14. Meringankan keseleo, ketegangan otot dan sendi.
  15. Meringankan sakit perut.
  16. Meringankan radang tenggorokan (bronchitis), pembengkakan paru-paru (emphysema), dan radang paru-paru (pneumonia).
  17. Bekerja sebagai obat penghilang rasa sesak/mampat pada hidung (decongestant).
Kesehatan Pria :
  1. Membantu mencegah kemandulan.
  2. Membantu mencegah pembesaran prostat.
Kesehatan Wanita :
  1. Meringankan kesulitan buang air kecil.
  2. Sebagai obat pencuci perut yang lembut.
  3. Meminimalkan gejala sakit sebelum menstruasi (PMS).
  4. Meringankan gejala menopause.
  5. Menurunkan pembengkakan saat menstruasi.
  6. Meringankan sakit pada otot, ligamen, atau tendon (fibromyalgia).
  7. Meringankan sakit akibat penyakit menurunnya kepadatan tulang /pengapuran tulang (osteoporosis).
Kesehatan Anak - Anak :
  1. Membantu meringankan penyakit asma.
  2. Bisa mencegah ganguan hyperaktif dan kurang perhatian (ADHD) dan alergi makanan.
  3. Membentuk gigi & tulang yang lebih kuat.
Mengatasi Penyakit :
  1. Mencegah penyakit gusi.
  2. Memberantas penyakit TBC.
  3. Menurunkan efek samping ketidaktoleranan laktosa.
  4. Membantu mencegah disentri.
  5. Membantu mencegah penyakit system syaraf pusat (multiple sclerosis).
  6. Bisa mencegah kanker.
  7. Meringankan penyakit inflamasi kronik (peradangan menahun) yang menyerang struktur tulang belakang dan terutama sendi panggul (Ankylosing Spondylitis.
  8. Membantu mencegah infeksi paru-paru dan pernafasan kronis (cystic fibrosis).
  9. Mencegah gejala yang berhubungan dengan penyakit lupus.
  10. Mengurangi penyakit lemas otot yang parah (Myasthenia Gravis).
Source: Breakthroughs in Health, Vol. 1, Issue 5, 2006
(www.breakthroughsinhealth.com/mangosteen)



Source : http://xamthone.com/02029316 

Info XAMthone PLUS - Anti Aging Product

source : http://xamthone.com/02029316


Anti Aging Product

Benarkah Mampu Membuat Awet Muda ?


Mengapa biarkan diri menjadi TUA sedangkan ANDA bisa tetap muda? Harapan semua orang untuk hidup sehat & awet muda Maka pentingnya mengonsumsi makanan dan minuman kesehatan.
Tubuh manusia sangat unik dan setiap organ tubuh membutuhkan nutrisi-nutrisi yang berbeda-beda. 1 (satu) Jenis makanan kesehatan tidak mungkin bisa memberikan nutrisi yang lengkap kepada seluruh organ tubuh. Maka untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh seluruh organ tubuh, Anda harus mengonsumsi puluhan jenis makanan kesehatan.

Masalahnya:
Berapa biaya yang harus anda keluarkan? Bagaimana cara mengonsumsinya? Nutrisi mana yang sesuai untuk kebutuhan Anda pada Pagi Siang Malam
Kita tidak pakar tentang nutrisi!!! Tetapi kita punya solusi tepat untuk mengatasi hal ini.

Solusinya Difromulasikan dari ekstrak kulit buah manggis, madu dan roselle serta buah anggur. Semasa kecil sampai puber hormone melatonin di tubuh kita memuncak dan kemudian akan berkurang ketika memasuki usia lanjut. Pengurangan tingkat hormon melatonin dengan bertambahnya usia merupakan penyebab utama penuaan dini dan penyakit yang berkaitan dengan peningkatan usia.
Setelah menjalankan penelitian lebih dari 30 tahun, ilmuwan terkenal di USA Dr. W. Pierpaoli dan Dr. Regelson dapat memastikan bahwa kelenjar pienal adalah jam penuaan yang mengendalikan seluruh sistem fungsi tubuh manusia. Berkurangnya tingkat melatonin, kelenjar pineal dapat diaktifkan kembali agar dapat berfungsi seperti waktu muda. Dan terbukti bahwa XAMthone plus mampu mengaktifkan kelenjar pineal untuk menghambat penuaan dini.

Manfaat Segera Tidur jadi lebih nyenyak Membersihkan usus besar agar pembuangan lebih lancar Meningkatkan keseimbangan energi Mengurangi ketegangan / depresi

Manfaat Jangka Panjang
  1. Memperlambat proses penuaan, memperbaiki elastisitas kulit agar kelihatan muda
  2. Meningkatkan kepekaan mental
  3. Menjaga berat badan dan mengurangi lemak
  4. Menetralkan radikal bebas
  5. Melancarkan sistem pencernaan
  6. Melancarkan sistem peredaran darah
  7. Menyeimbangkan sistem organ tubuh
  8. Membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit
  9. Membantu meningkatkan penyerapan nutrisi
  10. Meningkatkan sistem imun
  11. Mencegah perkembangan kanker & tumbuhnya tumor
  12. Meningkatkan libido
  13. Mengatur fungsi kelenjar
  14. Membantu pembentukan tulang yang sehat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...